Ketika Sang Kresna Mumet Mengatur Siasat …

oleh -621 Dilihat
oleh
Illustrasi || Istimewa

Oleh : Daryanto

JAGAD pewayangan sudah tidak meragukan lagi bagaimana kepiawaian Kresna sebagai penasehat perang Pandhawa mengatur sebuah siasat perang, sehingga endingnya Pandawa yang menjadi pemenang melawan Kurawa.

Tetapi tidaklah demikian, ketika harus mencarikan solusi para wakil wayang yang selama ini menjadi partner kerja Pandhawa dalam mengatur kemakmuran rakyat jelata, terjerat persoalan penggunaan uang dan sedang diselidiki  oleh para penegak hukum jagad pewayangan.

Kresna benar-benar mumet manakala mendengar paparan lawyer anggota dewan “kalangan” Pandhawa. Dimana dalam paparannya, disebutkan aparat penegak hukum sedang menyelidiki adanya kegiatan para anggota dewan wayang yang menggunakan anggaran bermiliar-miliar rupiah dan ditengarai menyalahi aturan dan “menyakiti” kaum rakyat wayang.

‘’Baru kali ini saya mumet untuk mengatur siasat sang Lawyer…,’’ ungkap Kresna ketika berdiskusi dengan Begawan Sindhutama, salah satu anggota Lawyer wayang di kalangan Pandhawa.

‘’Betul Sang Raja Kresna, saya sendiri belum menemukan resep yang cespleng untuk mengatasi itu semua,’’ jawab Lawyer Sindgutama.

‘’Kamu masih ingat khan untuk mengatasi Kesaktian Durna saat menjadi senopati perang dan sempat membuat anak-anakku Pandhawa terdesak ?’’

‘’Betul demikian,’’ jawab Sindhunata mengenang begitu piawainya Sang Kresna mengatur segalanya sehingga Durna yang terkenal sakti dan licin, akhirnya berhasil dibinasakan.

Masih lekat di kenangan Sindgutama. Saat Senopati Perang Dinasti Kuru berada dalam tampuk kepemimpinan Resi Durna, kubu Pandawa semakin terdesak. Kresna sebagai penasehat perang Pandhawa mengatur sebuah siasat perang. Salah satunya dengan membuat berita Hoaks..

Sosok Durna dan putranya Aswatama adalah sebuah perpaduan kekuatan sempurna, maka untuk merobohkan Durna hanya ada satu jalan membunuh Aswatama. Membunuh Aswatama tidaklah mudah jika berdekatan dengan Durna begitupun sebaliknya.

Untuk itu, kubu Pandawa bersama Kresna sepakat untuk membuat sebuah isu terbunuhnya Aswatama, dengan cara Aswatama dialihkan dari medan perang Kurusetra.

Kemudian disebarlah berita di tengah-tengah pasukan yang sedang beradu senjata bahwa Aswatama telah terbunuh di tangan Bima. Tetapi ada satu kendala bahwa satu-satunya orang yang tidak bisa menerima keputusan itu adalah Puntadewa.

Pandhawa juga sudah tahu pasti Durna akan menemui Puntadewa untuk mendapat kabar kebenaran. Namun, demi sebuah perang suci Puntadewa hanya pasrah pada kehendak dewata kalau seandainya harus berkata se-naif dusta.

Baca Juga :  Ketika Semar dan Togog Debat Soal “ Kemaruk “

Siasat itu dijalankan sempurna, riuh semangat pasukan perang sontak berubah menjadi kabar terbunuhnya Aswatama. Resi Durna yang mendengar kabar tersebut seolah tak percaya. Hanya ada satu jalan bagi Resi Durna yaitu bertanya pada Puntadewa. Puntadewa sangat dipercaya bahkan oleh musuh sekalipun kalau dirinya terjaga dari dusta.

Resi Durna segara menuju perkemahan di belakang pasukan perang dan menemui Puntadewa.

Di tengah ramainya dentingan senjata di medan Kurusetra, Durna mengajukan pertanyaan.

“Salam, Sang Guru Durna.”

“Tak usah berpanjang lebar Yudhistira, apa benar Bima telah membunuh as… tama?”

Puntadewa harus berpikir lama untuk menjawab. Namun, ia hanya mendengar kata tama di tengah ramainya pasukan perang. Maka terbersit dalam ingatanya bahwa Bima pagi itu telah membunuh gajah estitama.

“Katakan wahai muridku!”

“Benar Bima telah membunuh tama”, jawab Puntadewa.

Puntadewa tidak berbohong, namun ia mengatakan sebenarnya bahwa Bima memang membunuh tama (Gajah Estitama). Dan Berita itu membuat Durna limbung tak berdaya. Ia sudah tidak mempedulikan perang tetapi hanya ingin segera menemukan jasad putra tercintanya. Saat itulah dimanfaatkan oleh Destrajumena yang memang sudah menjadi takdirnya untuk menebas leher Resi Durna.

Persoalan Pelik

Namun tidaklah demikian manakala menghadapi persoalan pelik, yakni  aparat penegak hukum sedang menyelidiki adanya kegiatan para anggota dewan wayang yang menggunakan anggaran bermiliar-miliar rupiah dan ditengarai menyalahi aturan dan menyakiti kaum rakyat wayang.

Kresna paham betul jika  untuk mengatur siasat kali ini tidak akan bisa dengan membuat berita Hoaks….

‘’Tetapi sebenarnya ada kabar baiknya Sang Kresna,’’ Sindhutama  menyatakan

‘’Apa itu ?’’

‘’Para penegak hukum pewayangan mentargetkan, bahwa uang yang digunakan oleh para wakil wayang dikembalikan ke negara. Dengan demikian permasalahan bisa dieliminir. ’’

‘’Itu sama saja, dan tetap  membuat saya mumet untuk mengatur siasat. Salah satunya darimana mendapatkan uang yang telah digunakan oleh wakil wayang itu dan saya yakin sudah habis untuk berbagai keperluan.’’

Baca Juga :  Mbilung Macak Guru Privat Matematika

Dengan suara lirih, Sang Lawyer  Sindhutama berbisik kepada Sang Kresna, jika disepakati untuk mengembalikan uang tersebut dengan mencantumkan di anggaran perubahan. Hanya tentu dengan berbagai syarat.

Syarat utama supaya maksud baik mengembalikan itu ada dasar hukumnya. Selanjutnya bagian administrasi yang melayani wakil wayang juga lihai untuk membuat SPj penggunaan uang itu.

Mendengar bisikan Sindhutama, Kresna sedikit lega. Hanya, beberapa saat jidatnya kembali berkerut, membayangkan bagaimana mungkin meng Spj kan uang yang tidak sedikit itu, kelak tidak menimbulkan persoalan.

‘’Sang Lawyer, coba jelaskan, bagaimana menyiasati membuat dasar hukum untuk mengembalikan uang itu ?’’  Kresna kembali mencari masukan.

‘’Begini Sang Paduka.  Biasa, nanti diadakan pemeriksaan khusus dari bagian Inspektorat jagad pewayangan, sehingga dihasilkan adanya temuan jumlah penggunaan uang yang tidak semestinya.’’

Sampai disini, lagi-lagi Sang Kresna agak bisa bernafas lega. Hanya saja, penasehat Pandhawa itu tetap khawatir dan kembali mumet manakala memikirkan tentang peng Spj-an uang yang akan digunakan untuk mengembalikan ke negara itu.

Salah satu kekhawatiran itu, jangan-jangan kelak akan muncul kegiatan fiktif, dan di kemudian hari akan muncul persoalan hukum lagi.

Belum lagi, masih banyak persoalan yang harus diselamatkan di kalangan para wakil wayang. Informasinya, seperti  tentang melipat waktu dan cashback, termasuk  sejumlah persoalan lainnya.  (Tancep Kayon)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.