”Covid -19 Itu Nyata Adanya”

oleh -1649 Dilihat
oleh
dr. Galih Puspitasari

Jangan Dikucilkan

Lebih jauh dr Galih menceritakan bahwa selama menjalani isolasi di RSU dukungan dari teman-teman sesama tenaga medis sangat positif memberi dukungan.

Satu pesan yang disampaikan, disaat pandemi seperti saat ini, manakala kita sakit, anggap saja itu adalah Covid. Alasannya jika terdiagnosa secara dini metode terapinya akan lebih bagus.

”Karena ini bukan penyakit sosial yang harus dikucilkan. ”Saya sendiri sempat merinding manakala melihat dan membaca berita bahwa ada pasien positif Covid diusir.”

Dia mengaku bahwa dirinya sempat menjalani isolasi mandiri di rumah selama 67 hari dan menjalani swab 10 kali swab. Sempat frustasi memang, kenapa kok virus tetap menempel di tubuhnya.

Hingga akhirnya tanggal 16 Juni 2020 setelah dua kali swab hasilnya negatif dan Dokter Galih dinyatakan sembuh. Dari pengalaman itu dia menandaskan bahwa Covid bisa disembuhkan, nyatanya dirinya juga sembuh. Kalau selama ini ada yang meninggal karena ada penyakit penyerta, dimana penyakit penyerta itu menurunkan sistem imun atau kekebalan tubuh.

Baca Juga :  Seorang Penumpang “Buka Pintu Darurat”, Citilink Batal Terbang ke Ngloram

Dari pengalaman yang dilakoninya, yakni pernah terpapar Covid, dr Galih berpesan agar setiap menghadapi masalah hadapilah dengan tenang. Pandemi Covid -19 ini adalah masalah seluruh dunia .

Jangan panik sehingga tidak mudah terprovokasi. Kalau misal melihat atau membaca berita dipastikan sumbernya. Jika terkena Covid dan menjalani isolasi harus sabar, ridho akan ketetapan Allah, ”termasuk saya Covid karena terpilih dari Allah. Dengan Ikhlas supaya menghadapi penuh dengan semangat.”

Pada bagian lain ditandaskan, bahwa Covid nyata adanya, bukan dibuat untuk sebuah tujuan. Terbukti saya sakit, masyarakat tetap tenang. Di masa New Normal tidak perlu hidup larut dalam kesedihan, melainkan harus beraktifitas.

maksud new normal bukan berarti sudah normal. Melainkan hidup di tatanan normal yang baru, yakni memakai masker, cuci tangan pakai sabun, jaga jarak, sosial distancing, olahraga. Istirahat cukup, jangan stres dan stay at home. Kalau tidak mendesak jangan keluar rumah, bagi anak-anak yang mempunyai penyakit penyerta supaya stay at home. *)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.