Alasan kenapa peluangnya besar ? Diantaranya, popularitas sudah tidak diragukan lagi, jam terbang mengikuti Pemilu juga kelas wahid. Dan terakhir dibuktikan, dia nyaleg untuk DPRD Provinsi, hasilnya melenggang atau jadi. Sehingga logikanya, jaringannya sampai ke tingkat bawah mapan, dan jika ia maju, dimungkinkan tinggal menstater dan memanasi untuk mengembangkan jaringan itu.
Ada yang mempersoalkan memang, saat Pilkada 2010 Mbah Abu yang berpasangan dengan HM Dasum (saat ini menjabat Ketua DPRD Blora), nyatanya kalah. Sehingga jika nekad ikut maju di Pilkada 2020, tingkat gamblingnya cukup tinggi.
Sekedar kilas balik, di tahun 2010, dengan diusung PDIP, Abu Nafi – Dasum (ADA), kalah dari pasangan Djoko Nugroho-Arief Rohman yang diusung oleh Nasdem, PKB, Hanura, PPP dan PKS.
Hasil C1 di 1.680 TPS dari 1.681 TPS yang ada (99,94 persen) suara yang masuk pasangan ADA hanya mampu memperoleh suara sebanyak 41,88 persen atau 206.523 suara. Sedangkan pasangan Djoko-Arief unggul dengan memperoleh suara 51,06 persen atau 251.801 suara.
Sementara itu pasangan ketiga yang diusung Golkar dan Demokrat HM Kusnanto dan Sutrisno hanya bisa meraih suara sebanyak 7,06 persen atau 34.815 suara. Dengan kekalahan itu, merupakan kekalahan ketiga kalinya sejak Pilkada 2005.