Lagi-Lagi Menggagas Soal Blora Becoming the Second Sumedang in Indonesia

oleh
oleh
Foto : dok

” TERKAIT cita-cita Blora becoming the Second Sumedang in Indonesia, tampaknya dalam perjalanan satu tahun ini, maaf prosesnya  lamban. Namun demikian, kita harus tetap optimis dan mempunyai target, termasuk dalam hal penanganan stunting, dimana Blora akan mereplikasi model yang ada di Sumedang. “

“MEMBACA” arah Kabupaten Blora akan mereplikasi model penanganan stunting di Pemkab Sumedang,  menyusul kabupaten tersebut  oleh Presiden Jokowi dinilai berhasil dalam penanggulangan stunting, serasa bernostalgia tentang menggagas Blora menjadi menjadi Sumedang kedua di Indonesia (Becoming the Second Sumedang in Indonesia).

Waktu itu, tanggal 18 Januari 2022, usai mendengar paparan  Bupati Sumedang, Jawa Barat, Dr. H. Dony Ahmad Munir, ST., MM., di pendopo rumah dinas Bupati Blora, soal membangun pemerintahan daerah berbasis data terpadu (digital government), rasanya agak mbliyur.

Waktu itu, muncul perasaan pesimistis, apakah Blora bisa minimal satu tangga di bawah Kabupaten Sumedang  yang terkenal dengan tahunya itu ?

Masih ingat betul, dalam rangka mensuport Blora, Bupati Dony yang sukses membawa Sumedang meraih  predikat Kabupaten Terinovatif di tahun 2021 itu, bagi-bagi ilmu dalam memimpin Sumedang.  Yakni dirinya menyatakan, “menyulap” atau menyentuh kepada seluruh ASN di wilayahnya untuk bekerja dengan hati.

Ini tampaknya menjadi pondasi dari semua program dan tidak bisa ditawar, bahwa seluruh ASN di Blora mengilhami dan menjalankan apa yang ada di Sumedang. Dikatakan Dony, kepada seluruh ASN ditekankan, kalau bekerja dengan standar stempel dan materai tidak akan dikenang, tetapi jika bekerja dengan hati, puasnya akan terasa dibawa mati.

Termasuk, kepada seluruh ASN, slogan yang ditanamkan adalah  jika kita selaku ASN mempermudah urusan rakyat maka Allah akan mempermudah urusan kita, Apabila kita sebagai ASN mengatasi kesulitan rakyat, maka  Allah akan mengatasi kesulitan kita.

Baca Juga :  Sengkuni Sang Pemalak Cuan Bermetode Canggih

Luar biasa. Hanya pertanyaannya, bisakah Blora melesat seperti Sumedang ? Mengingat untuk membangun dengan apa yang dilakukan di Sumedang butuh proses. Dan satu tahun sudah berjalan, maaf tampaknya proses di Blora lamban.

Kita harus tetap optimis dan mempunyai target.  Next Blora harus becoming the Second Sumedang in Indonesia. Termasuk dalam hal penanganan stunting dimana Blora akan mereplikasi model yang ada di Sumedang.

Diketahui, dengan memanfaatkan platform aplikasi digital, Pemkab Sumedang dinilai berhasil oleh Presiden dalam penanggulangan stunting. Menurut Presiden Jokowi, 3 tahun lalu stunting di Sumedang 32%, kini turun menjadi 7%.

Jalin Kerjasama

Atas prestasi itu (penanggulangan stunting), Bupati Blora, H. Arief Rohman,  yang akrab dipanggil Mas Arief menandaskan, Pemkab Blora yang telah menjalin MoU dengan Pemkab Sumedang,  akan segera menjalin kerjasama dengan Bupati Sumedang.

Semangat dan harus memang. Karena faktanya, dengan platform aplikasi, Sumedang bisa memantau perkembangan ibu hamil dan anak-anak stunting secara langsung real-time sehingga dapat memberikan pendampingan makanan bergizi secara tepat.

Kuncinya,  harus ada target dan menetapkan timeline. Jika tidak, niat baik Bupati Blora, H. Arief Rohman, S.SIP., M.Si, yang pernah mengajak seluruh jajaran OPD ke Sumedang untuk ngangsu kawruh ilmu membangun pemerintahan daerah berbasis data terpadu (digital government), akan mubazir.

Apalagi, kondisi atau angka stunting di Blora saat ini, seperti disampaikan Wakil Bupati Tri Yuli Setyowati, ST., MM., selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Blora,  di bulan November 2022 di angka 21,5 persen.

Baca Juga :  Isih Akeh PR Sing Kudu Dirampungke Mas Arief

Sampai disini, kembali teringat pesan Bupati Dony Ahmad Munir, bahwa di era 4.0, eranya digitalisasi, jika Blora tidak melesat, tentu perkembangan kemajuannya akan standar. Pilihannya, tinggal berani mengambil tantangan dengan meminimalisir resiko atau sekedar berkembang yang minim resiko.

Hanya mengingatkan saja, zaman sudah berubah, kehidupan berubah, tantangan berubah, ekspektasi masyarakat semakin tinggi.  Dan yang harus dilakukan Pemkab Blora adalah harus menerapkan transformational leadership.

Sekali lagi, jika Bupati Arief Rohman, S.IP. tidak memasang target dan tentukan timeline, lagi-lagi semua masih berkutat dengan menggagas soal Blora Becoming the Second Sumedang in Indonesia. Note, menentukan target itu juga harus dibarengi dengan narasi tahapan untuk mencapainya.  

Blora harus optimis dan harus memasang target sehingga, next Blora akan becoming the Second Sumedang in Indonesia.  Meski wajar jika hingga saat ini, muncul pertanyaan, sejauh mana Command Center sebagai pusat kendali pemerintahan di Blora secara digital sudah berjalan  ?  *)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.