Oleh : Santoso Budi Susetyo S.Sos
KOMPOSISI pasangan Arief-Etyk (ARTYS) di Pilkada Blora 2020 mengkonfirmasi bahwa politik itu harus realistis. Partai pemilik banyak kursi tidak harus di depan. Karena memasang calon nyatanya harus banyak menimbang konsideran. Ego politik kadang harus dikalahkan demi sebuah kemenangan.
Munculnya komposisi itu, tak pelak membuat konstelasi politik jelang Pilkada Blora mengulik rasa penasaran banyak kalangan Berbagai simulasi dan spekulasi diformulakan sembari berharap segera muncul calon lain yang siap bertarung melawan pasangan Arief-Etyk (ARTYS) yang sudah dikukuhkan. Bagi pihak yang tidak menghendaki calon tunggal tidak segeranya muncul calon lain mungkin sesuatu yang cukup menggelisahkan
Menjelang pilbup di kabupaten Blora konstelasi politik mengulik rasa penasaran banyak kalangan. Menjadi topik yang menarik pada setiap perbincangan. Di media sosial sampai meja makan. Banyak cerita terasa dramatis meski tidak sampai menegangkan.
Berbagai simulasi dan spekulasi diformulakan sembari berharap segera muncul calon lain yang siap bertarung melawan pasangan Arief-Etyk (ARTYS) yang sudah dikukuhkan.
Apalagi bagi pihak yang tidak menghendaki calon tunggal tidak segeranya muncul calon lain mungkin sesuatu yang cukup menggelisahkan. Meskipun kondisi ini di daerah lain ada dan tidak terbantahkan.
Berbagai rumor beredar bahwa kekuatan politik diluar pendukung ARTYS masih terus menggeliat bergerak melakukan komunikasi politik penjajagan untuk berkoalisi mengusung calon dan menggalang kekuatan. Terutama partai politik pemilik kursi di DPRD. Bahkan ada yang sudah membentuk relawan.
