Ilmu Yang Begitu Berharga

oleh
oleh

Oleh : Daryanto

” SEMUA sudah berlalu. Saat ini yang perlu kita jaga adalah hati, agar tidak berbangga diri. Menjaga mata agar tidak merendahkan orang lain. Menjaga pikiran agar tidak berburuk sangka, menjaga lisan agar tidak mencela dan menjaga telinga agar tidak mendengar fitnah. ”

PILBUP Blora 2024 sudah “usai”. Ada ilmu (pelajaran) begitu berharga yang bisa kita petik : Betapa hebatnya perang medsos ( perang udara) dalam upaya membranding sekaligus menyerang pasangan calon. Sehingga antara salah dan benar terasa tidak ada batasnya.

Kalau di persoalan teknologi dan adu desain di unggahan medsos, tidak ada masalah. Hanya, di persoalan merangkai kata dan gambar termasuk memilih persoalan, ternyata ada desain yang menurut saya, maaf begitu “keji”. Tidak usah disebutkan satu persatu, toh jejak digital semuanya itu tak akan pernah hilang.

Bukannya apa, hanya mestinya atas nama menjunjung tinggi etika (boleh ditertawakan), saat “perang udara”, unggahan di medsos dalam rangka membranding maupun menyerang lawan, akan lebih elegant jika berbasis data dan fakta.

Kenapa tidak memegang prinsip menebar kebaikan melalui unggahan ? Bukan sebaliknya, menebar fitnah melalui unggahan, yang ujung-ujungnya pasti akan ada perlawanan (karena tidak lagi adu gagasan). Bagi objek yang diserang, tentu tidak ingin ketidakbenaran atau informasi yang menyesatkan itu terus diunggah dan dibaca oleh banyak orang berulang kali, sehingga dikhawatirkan akan menjadi suatu kebenaran.

Kenapa saya katakan “keji”, lantaran dalam merangkai kata, kalimat, paragraf (diperparah tidak by data), ternyata benar-benar mengabaikan perasaan orang lain. Ekstrimnya tidak pernah memikirkan apakah kata, kalimat dan paragraf yang diunggah dalam medsos saat kampanye itu, benar-benar menyakitkan objek yang disasar. Mudah-mudahan semua itu tidak sampai menimbulkan goresan sakit hati yang berkepanjangan.

Di era serba teknologi seperti sekarang, rasanya sering sekali kita menemukan perkataan jahat dan penuh kebencian dari dan untuk orang yang tidak saling mengenal di dunia maya. Dan frekuensinya akan semakin meningkat di musim pilkada.

Baca Juga :  Seluruh Anggota DPRD Blora Jalani Swab Test

Kita semua mengakui, Medsos memiliki manfaat yang baik. Misalnya, kita bisa mempererat hubungan kita dengan orang lain, bisa melihat postingan yang bermanfaat, menghibur, dan lain-lain.

Namun diakui pula, sejak munculnya media sosial, muncul juga masalah-masalah sosial baru. Salah satunya, cyberbullying, yaitu mem-bully dengan membuat postingan yang menjelek-jelekan target melalui media sosial.

Kehadiran media sosial telah mengubah gaya komunikasi kita. Sebuah gaya komunikasi yang disampaikan secara tidak langsung dan dibungkus dengan frasa kalimat berbau basa-basi. Sehingga seseorang yang dalam kondisi benci pun, kata-katanya masih diatur sedemikian rupa.

Sebelum adanya Medsos, surat kaleng masih cukup ampuh dilakukan orang yang begitu bebas dan nyaman memberi komentar jahat, fitnah kepada orang lain.

Kini, dengan adanya Medsos, lewat akun palsu atau anonim, seseorang semakin leluasa memberi komentar jahat dan fitnah kepada orang lain. Semua dilakukan tanpa memikirkan, bahwa dampak komentar jahat melalui media sosial lebih besar dibandingkan melalui surat kaleng.

UU ITE adalah ketentuan yang mengatur perlindungan hukum atas segala kegiatan yang dilakukan melalui media internet. Memberikan komentar jahat dapat dijerat UU ITE pasal 27 tentang pembuatan dan pendistribusian konten yang menghina dan mencemari nama baik, serta memeras dan mengancam. Hanya, kini banyak orang yang piawai merangkai kata, kalimat, paragraf sehingga nyaris sempurna tidak melanggar UU ITE.

Ah sudahlah semua sudah berlalu. Saat ini yang perlu kita jaga adalah hati, agar tidak berbangga diri. Menjaga mata agar tidak merendahkan orang lain. Menjaga pikiran agar tidak berburuk sangka, menjaga lisan agar tidak mencela dan menjaga telinga agar tidak mendengar fitnah.

Sebuah pesan moral yang mungkin bisa kita jadikan pelajaran berharga adalah : Lamun Siro Landep Ojo Natoni ( Jika Engkau Memiliki Ketajaman, hendaklah ketajaman itu jangan sampai melukai orang lain.

Baca Juga :  PUPR Tangani Sementara Jalan Tengah Hutan di  Desa Kepoh Yang Rusak Parah

Keseharian kita pasti kita melakukan komunikasi dengan orang lain. Orang Jawa , apalagi para sepuh memiliki perasaan yang sangat halus. Sejatinya, sangat gampang tersinggung meskipun tidak selalu bereaksi secara emosional ( sesuai kemampuan mereka dalam mengendapkan emosinya ).

Menjadi sebuah konsekuensi, kita, mereka kaum sepuh selalu ingin menjalin hubungan baik dengan semua orang, tentu akan berusaha untuk tidak menyinggung apalagi melukai perasaan orang lain. .

Intinya, ketajaman lisan yang kita miliki, upayakan untuk dijaga sekuat mungkin. Karena ketajaman lisan inilah yang sering natoni, sering melukai perasaan orang lain yang dapat menyebabkan terganggunya hubungan seseorang dengan yang lain, bahkan satu kelompok dengan kelompok yang lain.

Selama ini, seluruh masyarakat Blora adalah pelaku sejarah pada Pilkada Serentak 2024. Faktanya, sejarah pemilihan umum di Blora selalu berlangsung damai dan kondusif.

Pemilu ataupun Pilkada di Kota Blora selama ini selalu berjalan kondusif. Februari 2024 lalu, semuanya bergandengan tangan untuk mewujudkan itu. Dan di 27 November 2024 lalu, tekad mewujudkan Pilkada Serentak 2024 yang damai dan sejuk telah tercapai.

Yang mungkin perlu kita goreskan di hati dan pikiran kita ke depan, Pilkada bukan hanya soal persaingan politik, tetapi juga tentang menjaga etika demokrasi dan semangat persatuan. ***

  • ) Dinukil dari berbagai sumber

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.