Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pamali Juwana mengelar konsultasi publik terkait analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) kepada masyarakat Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, acara digelar di Pendopo Kantor camat Todanan, Selasa (21/06/2022). Terlihat hadir dalam kegiatan tersebut antara lain PUPR, Forkopimcam Todanan, Sekretaris Bapeda, dan Tim Percepatan Pembangunan Daerah (TP2D) dan warga masyarakat terdampak.
BLORA, topdetiknews.com – BBWS Pamali Juwana mengelar konsultasi publik terkait analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) kepada masyarakat Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora, acara di Pendopo Kantor camat Todanan, Selasa (21/06/2022)
Sosialisasi kali ini atas dampak lingkungan yang nantinya akan dikaji oleh pihak BBWS Pamali Juwana. Konsultasi itu melibatkan komponen masyarakat yang terdiri dari empat desa diwilayah Todanan.
Empat desa tersebut adalah Desa karanganyar, Desa Todanan, Desa Dalangan dan Desa Candi.
Kepala BBWS Pamali Juwana, saat ini diwakili oleh Dewi Shinta Rulisiani, mengatakan, Kegiatan yang sedang dilakukan ini untuk awal persiapan pembanguan Bendungan cabean.
“kegiatan ini awal persiapan pembangunan bendungan cabean terkait Amdal pembangunan infrastruktur bendungan, jalan, irigasi serta Amdal terkait sosial masyarakat, lingkungan,” Katanya
“Ini tujuannya untuk menyerap segala aspirasi warga, masukan, saran serta kritikan, ini sangat membantu kami agar kegiata berjalan lebih baik kedepannya,” tambahnya
Dalam konsultasi publik tersebut kades Todanan Sugianto, mewakili warga terdampak mengungkapkan, sebaikknya sebelum pembangunan dimulai semua sudah clean dan clear.
“Alangkah baiknya sebelum pembangunan dimulai semua sudah clean dan clear yang hadir disini belum keseluruhan warga terdampak baru warga setuju pembangunan bendungan, tapi masih ada warga belum setuju mungkin ada beberapa kendala, jangan sampai nanti ketika mau pelaksanaan terhambat,” Ungkapnya
”Pada dasarnya kami mendukung program pemerintah dalam pembangunan bendungan tersebut tetapi kami yang ada disini, jangan sampai menjadi bahan pembicaraan karena tidak sesuai dengan informasi,” tutupnya
