Antara “Krisis” dan Kabar Rotasi Pejabat Eselon II

oleh -586 Dilihat
oleh
Foto : dok

Oleh : Daryanto

” SEJUMLAH PEJABAT ESELON II di lingkungan Pemkab Blora akan pensiun di tahun 2023 ini. Ini benar-benar menjadi PR sendiri bagi kepemimpinan Arief Rohman dan Tri Yuli Setyowati, untuk lancarnya roda pemerintahan di Blora, dan tercapainya visi misi keduanya saat nyalon Bupati dan Wakil Bupati. Segera asesmen, ya. Rotasi pejabat eselon II juga perlu. “

HARUS satset dan titis. Mestinya hal itu yang dilakukan Bupati Blora, H. Arief Rohman, S.IP., M.Si. Wakil Bupati,Tri Yuli Setyowati ST., MM, menyikapi di lingkungan Pemkab Blora akan alami krisis pejabat eselon II.  Menyusul, di tahun 2023 ini ada sejumlah pejabat, baik Kepala OPD maupun Asisten yang purna tugas.

Seleksi secara terbuka dan kompetitif pengisian jabatan pimpinan Tinggi Pratama, harus. Termasuk tidak kalah pentingnya rotasi personil yang ada – berdasar evaluasi kinerja masing-masing Kepala OPD maupun Asisten, juga perlu. Catatan, untuk rotasi Bupati harus benar-benar titis.  Titis dalam bahasa Jawa berarti hati-hati, teliti dan tepat.

Diketahui, beberapa pejabat baik kepala OPD maupun Asisten yang purna tugas di tahun 2023 ini, diantaranya Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana, Drs. Purwanto, MM, Kepala Dinsos P3A,  Indah Purwaningsih, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Aunur Rofiq,SE.,M.Si.

Selanjutnya, Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan, drh. R. Gundala Wejasena, MP, Asisten II Bidang Ekbang Setda Blora, Hariyanto. Sementara itu, sudah beberapa saat kepala Inspektorat juga diisi oleh  Plt. Termasuk Kepala Dinporabudpar, Drs. Kunto Aji juga pensiun di tahun 2023 ini. Termasuk Kalak BPBD juga pensiun tahun ini. 

Baca Juga :  Bupati Mblandang

Ini benar-benar menjadi PR sendiri bagi kepemimpinan Arief Rohman dan Tri Yuli Setyowati, untuk lancarnya roda pemerintahan di Blora, dan tercapainya visi misi keduanya saat nyalon Bupati dan Wakil Bupati.

Saat ini muncul rumor, bisa jadi akan ada rotasi besar-besaran pejabat eselon II, sembari menunggu pelaksanaan asesmen. Yang jelas, jumlah personil untuk mengisi jabatan eselon II yang ditinggal pemangkunya lantaran pensiun, sangat kurang.

Selain itu kabar santer, bisa jadi 8 pejabat yang dilantik Bupati Arief, Sabtu (26/2/20222) lalu akan dievaluasi. Tentu hasil evaluasi itu juga bisa jadi akan menentukan jabatan yang pas ke depannya.

Sebut saja,  Pujo Catur Susanto, SE., MM., (Asisten Administrasi Umum),Yayuk Windrati, S.IP. (Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa – PMD), Drs. Pitoyo Trusingtyas Sarodjo (Kepala Dinas Perumahan, Permukiman, dan Perhubungan).

Selanjutnya, Bondan Arsiyanti, SH., M.Si.(Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)), Kiswoyo, SH., M.Si.,(Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM), Istadi Rusmanto, ST., MM. (Kepala Dinas Lingkungan Hidup).

Kemudian,  Agus Puji Mulyono, S.Sos., M.Si (Kepala Badan Kesbangppol) , terakhir A Mahbub Djunaidi., S.Pd., M.Si., (Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah – Bappeda). Selain pejabat eselon II lainnya.

Sekedar mengingatkan, untuk mewujudkan “Sesarengan Mbangun mBlora Berkelanjutan”, pemimpin (Bupati), melalui tangan-tangan Kepala Dinas, Asisten dan elemen lainnya harus mewujudkan Tata, Titi, Titis, Tetes, Tutus dan Tatas. Untuk itu, loyalitas, keikhlasan, kesungguhan sebagai kepanjangan tangan dari masing-masing Kepala OPD mutlak.

Tata itu, harus pandai menata kawula. Pandai membuat kebijakan yang berpihak pada rakyat, bukan berpihak pada kelompok tertentu. Titi, harus meniti, teliti dan cermat. Harus dapat meneliti kebutuhan rakyat, itulah yang nanti dibuat pijakan.

Baca Juga :  Berikrar Ikut Sesarengan mBangun mBlora  Kenapa Tidak  ?

Titis, pemimpin harus dapat menjalankan kebijakan yang dibuatnya dengan baik sehingga dapat diikuti oleh kawula. Jika aturan dibuat asal-asalan, maka kawula pasti akan menentang. Jangan heran jika nanti ada kawula yang berani melawan Ratu.

Tutus adalah tali. Seorang pemimpin bisa menjadi simpul bagi kawula. Apa yang menjadi keluhan kawula harus didengar pemimpin. Tetes, segala ucapan pemimpin harus bisa diwujudkan. Bukan sekedar janji. Tapi mewujudkan janji-janjinya pada rakyat hingga kasembadan. Dengan begitu pemimpin akan dipercaya rakyat.

Tatas, meski kondisi masih banyak persoalan, banyak lelakon, pemimpin jangan gampang marah, jangan gampang ngumbar angkara murka, jangan gampang menyalahkan satu dengan lain. Tuhan tidak akan turun menyelesaikan masalah yang ada, kecuali manusia memohon dan berusaha. Harus pandai-pandai mencari solusi dari permasalahan yang ada tersebut.  *)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.