BLORA – Kabar mengejutkan datang dari industri gula nasional. PT Gendhis Multi Manis (GMM) resmi mengakhiri musim giling tebu tahun 2025 lebih cepat dari jadwal. Keputusan ini diambil setelah kedua unit boiler pabrik mengalami kerusakan parah dan tidak bisa lagi diperbaiki.
Manajemen terpaksa menghentikan operasi pada Kamis, 25 September 2025, usai upaya perbaikan dan optimalisasi kapasitas tidak membuahkan hasil. Analisis teknis pada 23–24 September 2025 menunjukkan penurunan performa boiler yang berujung pada kebocoran pipa vital.
Rapat Darurat Direksi dan Keputusan Berat
Sehari sebelum penutupan, tepatnya 24 September 2025 pagi, jajaran Direksi PT GMM menggelar rapat darurat bersama seluruh manajer.
Direktur Operasional PT GMM, Krisna Murtiyanto, menegaskan keputusan pahit itu tidak bisa dihindari.
“Dengan mempertimbangkan kondisi boiler yang sudah tidak dapat diupayakan lagi, maka kita sepakat menutup giling tanggal 25 September 2025. Penerimaan tebu terakhir dilakukan 24 September pukul 24.00,” jelasnya.
Plt. Direktur Utama PT GMM, Sri Emilia Mudiyanti, menambahkan keputusan mendadak ini diambil karena kondisi kritis.
“Kami harus segera mengambil keputusan karena jika dipaksakan justru bisa menimbulkan kerusakan lebih parah. Kami meminta maaf kepada mitra petani yang hasil panennya belum dapat kami serap maksimal. Keputusan ini sangat berat dan di luar prediksi kami,” ujarnya.
Petani Tebu Bingung, GMM Siapkan Bantuan Logistik
Penutupan giling mendadak membuat petani tebu kebingungan. Banyak yang belum bisa menggiling hasil panennya dan terpaksa mengirimkan tebu ke pabrik gula lain, termasuk PG Blora.
Sebagai bentuk kepedulian, PT GMM menyiapkan fasilitas crane untuk memindahkan tebu dari truk ke tronton, serta jembatan timbang bagi petani yang membutuhkan.
Realisasi Giling Jauh dari Target
Hingga 24 September 2025, PT GMM baru menggiling 218.771 ton tebu, atau 54,6% dari target 400.000 ton. Dari jumlah itu, diperoleh 11.608 ton gula kristal putih (GKP).
Musim giling yang seharusnya berlangsung 150 hari, harus terhenti di hari ke-112. Tahun 2025 menjadi periode penuh tantangan bagi PT GMM akibat kerusakan tak terduga tersebut.
Langkah Lanjut Manajemen PT GMM
Usai penutupan resmi, manajemen PT GMM akan berkomunikasi dengan petani, stakeholder, dan Forkopimda. Pihaknya juga akan bersurat kepada Komisi B DPRD Blora untuk melaporkan insiden ini, serta menyampaikan laporan teknis kerusakan boiler kepada Dewan Komisaris selaku perwakilan pemegang saham, yakni Perum BULOG dan PT Mandiri Pangan Sejahtera.
Manajemen berkomitmen melakukan evaluasi menyeluruh agar kejadian ini tidak terulang pada musim giling tahun depan.





