Sempat Mendengar Keluhan Lek Wahono…

oleh -867 Dilihat
oleh
Foto : Istimewa

” INNAA Lillahi Wainnaa Ilahi Rajiun. Sahabatku Wahono S.Sos, terasa cepat kamu pergi. Kamu adalah orang baik. Sebuah pesan untuk rekan wartawan di Blora, tetaplah semangat untuk menekuni profesi wartawan, tetapi jangan lupa tetap mengindahkan protokol kesehatan disaat pandemi Covid -19 masih berlangsung seperti saat ini. Covid-19 tak pernah memilih untuk menjangkiti orang..

BLORA,topdetiknews.com –  Innaa lillahi wainnaa ilahi rajiun. Sahabatku Wahono S.Sos, terasa cepat kamu pergi. Kamu adalah orang baik. Sebuah pesan untuk rekan wartawan di Blora, tetaplah semangat untuk menekuni profesi wartawan, tetapi jangan lupa tetap mengindahkan protokol kesehatan disaat pandemi Covid -19 masih berlangsung seperti saat ini. Covid-19 tak pernah memilih untuk menjangkiti orang.

Bagaikan mendengar petir di petang hari menjelang maghrib, Selasa (16/02/2020) sekitar pukul 17.40 WIB, saat mendengar kabar bahwa rekan Wahono yang belakang ini aktif di suarabaru.id dipanggil menghadap Sang Kholik untuk selama-lamanya. Ini adalah pembelajaran bagi kita. Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada Allah kita akan dikembalikan. Semoga Allah SWT mengampuni dosa Almarhum dan menerima segala amal ibadahnya semasa hidup.

Semoga kepergiannya tidak menyisakan hutang atau keburukan, dan bagi keluarga yang ditinggalkan semoga mendapat ketabahan dan dapat mengambil tauladan dari perbuatan Almarhum yang baik semasa hidupnya, dan menyimpan segala perbuatan Almarhum yang buruk semasa hidupnya. Amiin.

Terakhir ketemu dengan almarhum yang baru-baru ini terpilih kembali menjadi Ketua Pengcab Perpani Blora, saat Polres Blora menggelar silaturahmi dan peringatan HPN 2021 bersama sejumlah rekan media di Blora Rabu (10/02/2020) lalu. Saat menghadap Kapolres Blora,  AKBP Wiraga Dimas Tama, S.I.K. di ruangannya, dengan didampingi Humas Polres Setempat, AKP Suparlan, Lek Wahono sempat “sambat”, mengeluh badannya kurang sehat, merasakan agak nggreges. ‘’Agak nggreges Ndan badan saya,’’ ungkapnya ketika ditanya kesehatan oleh Kapolres.

Baca Juga :  Kepala Diknas Pensiun, Bertambah Lagi Kepala OPD di Pemkab Blora Yang Kosong

Meski demikian, dia masih bersemangat bercerita dengan Kapolres Wiraga, tentang beberapa mantan Kapolres Blora yang sukses menjadi Jenderal Bintang, termasuk bercerita bahwa dirinya sewaktu menjadi Ketua Panwas Blora pernah menyelidiki kasus ijazah palsu di daerah Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Hal itu dikemukakan menyusul dalam perkenalannya, Kapolres Blora menjelaskan bahwa dirinya asli Sidoarjo.

Senin (15/02/2020), mendengar kabar, bahwa Wahono pamit sama sejumlah rekan wartawan untuk sementara istirahat dalam waktu yang cukup lama. Hingga akhirnya takdir telah datang, Lek Wahono telah menghadap Sang Khalik dan informasinya hasil Swab PCR positif.

Memori otak ini lantas berputar, kembali terbayang sekitar tahun 1989 silam, kali pertama saya ketemu Lek Wahono di Tegal, Jawa Tengah. Waktu itu saya berbendera Harian Bernas yang ditangani manajemen Kompas, dan tengah  meliput peristiwa tewasnya 65 orang tenggelam di Waduk Malahayu, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten  Brebes, Provinsi Jawa Tengah.

Tidak ada yang merencanakan, Tahun 1992 saya ketemu kembali di Blora. Almarhum berbendera Harian Sore Wawasan sementara saya berbendera Suara Merdeka (hingga sekarang). Waktu itu, hanya ada segelintir wartawan yang ada di Blora. JFX Hoery dari Bernas, Deny Suparjo (Kedaulatan Rakyat), termasuk ada nama Budi Darma dari Kompas yang tinggal di Cepu.

Almarhum adalah wartawan yang ulet, berdedikasi, dan pandai untuk membangun jaringan. Bisa dibayangkan, betapa “beratnya” menjalani profesi wartawan di jaman Orde Baru. Namun demikian Lek Wahono tak pernah lelah, terus ulet bekerja memburu berita. Waktu itu Kantor Humas masih di depan Telkom yang saat ini sudah berubah menjadi Gedung Samin yang begitu megah. Di tempat itulah saya, almarhum dan segelintir wartawan lainnya berkumpul saling bertukar informasi.

Baca Juga :  Tim Wasev Dari Pusterad TNI AD Kunjungi TMMD Ke 133 Kodim 0721/Blora

Sewaktu saya mendapat “tekanan”, dilaporkan oleh pejabat ke kepolisian, termasuk diancam oleh oknum lantaran pemberitaan, Wahono begitu setia kawan. Sebisa mungkin memberi semangat dan memberi pencerahan.

Bukan berarti tidak ada sisi negatifnya, pertemanan dengan Lek Wahono juga diwarnai dengan persaingan mencari pengakuan. Salah satunya mencari (berebut) iklan untuk media masing-masing. Sudahlah, saya akan melupakan yang buruk dan akan meneladani yang baik dari Almarhum.

Sekali lagi selamat jalan Sahabatku. Peristiwa yang paling niscaya untuk diingkari adalah kematian. Meski demikian, kenyataannya kematian menjadi salah satu bentuk kiamat kecil yang nantinya akan dialami oleh setiap makhluk hidup. Kematian bukanlah soal siapa yang lebih dahulu, melainkan bagaimana kita lapang akan takdir yang telah ditetapkan-Nya..*)

Tinggalkan Balasan

No More Posts Available.

No more pages to load.