Jamaah Calon Haji Blora Harus Taktis Saat di Makkah dan Madinah

oleh -909 Dilihat
oleh
Foto || dok.

Oleh : Urip Daryanto

” MENILIK dari  673 jamaah calon haji Blora, 85% nya atau sekitar 570 jamaah diantaranya lansia dan risti (risiko tinggi). Sedangkan yang kategori muda dan sehat hanya 15%. Hendaknya Para Calon Haji Blora Bersikap Taktis saat menjalankan rukun maupun wajib haji Blora. ”

TUNTAS  sudah  acara pelepasan jamaah calon haji Blora tahun 2023, yang terbagi menjadi 4 kloter. Kloter pertama yakni kloter 92, diberangkatkan dari Pendopo Kabupaten Blora pukul 01.30 WIB.  Kemudian Kloter 93 diberangkatkan sekitar pukul 05.00 WIB, selanjutnya Kloter 94 diberangkatkan pada pukul 07.00 WIB. Sedangkan untuk kloter 94 C diberangkatkan pukul 13.30 WIB dari Kantor Kemenag Blora.

Mengulang kembali pesan Bupati Blora H. Arief Rohman, S.IP, M.Si, berpesan saat melepas 673 jamaah calon haji Kabupaten Blora, Rabu (21/6/2023) dini hari pukul 01.30 WIB, yakni  agar para calon haji Blora saling membantu dan menjaga. Hal itu dikarenakan untuk tahun ini,  jumlah calon haji Blora yang lansia mendominasi. Yakni mencapai 85 persen.

Teriring ucapan, sugeng tindak para calon haji Blora, mudah-mudahan diberi kelancaran saat menjalankan rukun dan wajib haji, semoga seluruh haji Blora diberi kemudahan selama berada di Mekah – Madinah, utuh saat pulang kembali ke tanah air. Terlebih mudah-mudahan menyandang gelar Haji Mabrur.

Menilik dari  673 jamaah calon haji Blora, 85% nya atau sekitar 570 jamaah diantaranya lansia dan risti (risiko tinggi). Sedangkan yang kategori muda dan sehat hanya 15%. Hendaknya Para Calon Haji Blora Bersikap Taktis saat menjalankan rukun maupun wajib haji Blora.

Sekedar informasi,  jemaah haji 2023 yang wafat di Tanah Suci hingga hari ke-28 mencapai 96 orang. Mayoritas mereka adalah jamaah dengan risiko tinggi (risti). Berdasarkan data Siskohatkes-Kemenkes yang dipublikasikan dalam situs Haji Kemenag, diakses Selasa (20/6/2023) pukul 16:37 WIB, dari 96 jemaah wafat, 57 diantaranya adalah risti.

Beruntung bagi para calon haji Blora yang berangkat ke tanah suci di gelombang II akhir. Mereka masih dalam kondisi fit, karena diperkirakan saat sampai di Makkah, 4 – 5 hari berikutnya sudah menjalankan wisuda haji, Wukuf di Arafah.

Perhitungannya, jika nanti Idul Adha di Arab Saudi ditetapkan tanggal 28 Juni 2023, seluruh jamaah haji, termasuk 673 calon haji Blora, tanggal 26 Juni, para calon Haji sudah diberangkatkan ke Arafah, untuk persiapan Wukuf. Mereka akan tinggal di tenda-tenda yang ada di Arafah.

Rukun haji yang satu ini, Wukuf di Arafah, wajib dilakukan oleh masing-masing jamaah. Bahkan bagi yang sakit dan harus ditandu misalnya, dinaikan ambulance, mereka akan dibawa ke Arafah untuk melaksanakan ibadah Wukuf. Istilahnya, di Safari Wukufkan. 

Untuk itu, nantinya, jika sudah sampai di Makkah, diperkirakan tanggal 23 Juni dini hari, segerakan untuk menjalankan ibadah Sunah Umroh. Jangan berpikir untuk menjalankan umroh lebih dari dua atau tiga kali, kesehatan adalah segala-galanya, karena jadwal Wukuf sudah sangat dekat.

Di episode ibadah umroh ini, bagi jamaah risti sudah harus berjibaku dengan terkurasnya fisik, utamanya saat melaksanakan Tawaf dan Sai. Hampir seluruh jamaah haji di pelosok dunia sudah berada di Makkah.

Berikut ada tips yang bisa  dilakukan jamaah risti dan lansia saat menjalankan Sa’i. Jemaah bisa menggunakan metodenya istirahat-istirahat.  Dari Safa ke Marwa jemaah harus jalan kaki kurang lebih 400 Meter. Saat jalan dari Safa ke Marwa, sejenak berhenti, istirahat dulu, berdoa 2 menit untuk menurunkan denyut nadi.

Intinya dan yang penting, memberikan kesempatan jantung istirahat supaya tidak terlalu terforsir. Kemudian jalan lagi, setiap putaran harus istirahat. Mungkin selesainya Sa’I lebih lama, tapi lebih aman.

Untuk itu, sebaiknya jamaah yang masih muda dan sehat untuk mendampingi jamaah risti dan lansia agar tidak tertinggal dengan kelompok jemaahnya.

Disarankan, jemaah yang punya riwayat penyakit jantung dan PPOK atau Penyakit Paru Osbstruktif Kronis,   memakai kursi roda, karena rawan terhadap serangan jantung. Petugas terus memantau khusus Jemaah risiko tinggi karena mempunyai penyakit bawaan yang sudah diderita dari Tanah Air.

Kembali mengingatkan pesan Bupati Arief saat melepas pemberangkatan calon haji Blora ke Embarkasi Solo dari Pendopo Kabupaten Blora, yakni minta kekompakan dari jamaah, untuk saling menjaga kerukunan. Saling membantu, karena jumlah jamaah lansia mendominasi, sehingga jamaah yang muda ini harus bisa membantu jamaah yang sepuh.

Ibadah haji merupakan ibadah yang  memerlukan ketahanan fisik jemaah. Bagi jemaah yang tergolong kategori risiko tinggi (risti) dan lanjut usia butuh strategi untuk bisa menjalankan seluruh rukun dan wajib haji.

Senin, tanggal  26 Juni seluruh jamaah (termasuk dari Blora) akan didorong ke Arafah untuk persiapan melaksanakan  Wukuf (catatan jika Pemerintah Arab Saudi menetapkan Hari Raya Idul Adha hari Rabu, tanggal 28 Juni). Kendaraan sudah disediakan – sebaiknya bawa bekal pakaian secukupnya – jika memang mendesak dan memungkinkan membawa kain ihram cadangan.  Jaket tebal, karena malam menjelang Wukuf, jamaah tinggal di tenda-tenda dengan alas tikar. Tetap menjaga kesehatan, makan cukup, minum vitamin.

Senin (26/6/23) para jamaah bermalam di tenda-tenda yang ada di Arafah, dan esok harinya, Selasa (27/6/23) akan melaksanakan Wukuf.

Seperti yang sudah umum diketahui oleh umat muslim, bahwa pelaksanaan Wukuf di Arafah bertepatan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Namun, yang perlu diketahui oleh umat Islam atau orang yang sedang berhaji adalah kapankah tepatnya waktu pelaksanaan Wukuf dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah itu. Pagi hari, siang atau setelah malam hari.

Para ulama membagi waktu pelaksanaan wukuf menjadi tiga waktu, yakni waktu Wukuf di Arafah dimulai setelah tergelincirnya matahari (waktu Zhuhur) pada hari Arafah, menurut mayoritas ulama. Hal ini seperti yang dilakukan Rasulullah shallallahu alaihi was sallam. Beliau tidak melakukan wukuf di Arafah kecuali setelah tergelincirnya matahari.

Mabit Muzdhalifah

Mabit berasal dari bahasa Arab, yang artinya singgah atau bermalam. Mabit di Muzdalifah dan Mina adalah rukun haji. Usai menjalankan Wukuf di Arafah, para jamaah akan dibawa ke Muzdalifah, Kendaraan sudah disediakan.  Ingat larangan-larangan Ihram masih berlaku di episode ini.

Karena jumlah jamaah seluruh dunia, perjalanan naik bus dari Arafah ke  Muzdalifah membutuhkan waktu lama. Diperkirakan, jelang tengah malam, jamaah akan sampai di Muzdalifah dan mabit. Sekaligus di kesempatan itu bisa digunakan untuk lempar jumrah di tanggal 28 Juni 2023.

Sedikitnya Jamaah haji mengantongi 70 kerikil atau 49 kerikil dikumpulkan waktu di Muzdalifah. Rinciannya, yaitu 7 kerikil digunakan pada Jumrah Aqabah pada hari Nahar. Kemudian 21 kerikil dilemparkan ketiga jumrah pada 11 Dzulhijjah, lalu 21 kerikil lagi dilemparkan kembali pada 12 Dzulhijjah, dan 21 lagi dilemparkan pada 13 Dzulhijjah. Jika ditotalkan semuanya berjumlah 70 kerikil.

Akan tetapi jika seseorang merasa cukup melempar jumrah selama 3 hari dan tidak melempar di tanggal 13 Dzulhijjah. Maka dari itu jumlah kerikil yang dibutuhkan hanya 49 kerikil saja.

Menjelang subuh tanggal 28 Juni 2023, para jamaah akan sampai ke tenda Mina. Persiapkan diri di hari itu untuk melempar jumrah hari pertama, yakni jumrah Aqobah.  Ikuti petunjuk terutama soal larangan jam melempar jumrah. Jangan terbawa arus untuk melempar jumrah pada jam afdol, karena bisa membahayakan diri.

Setelah sukses melempar jumrah di hari pertama, segerakan untuk tahallul, dalam rangka untuk segera luwar dari larangan-larangan Ihram. Kemudian, di hari kedua melempar jumrah, Kamis 29 Juni 2023, siapkan  21 kerikil untuk dilemparkan pada ketiga jumrah pada 11 Dzulhijjah.

Berikutnya, untuk lempar jumrah hari ketiga, Jumat (30 Juni 2023), kembali siapkan  lalu 21 kerikil lagi dilemparkan kembali di jamarat pada 12 Dzulhijjah.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan para jamaah saat berada di Mina. Mengingat fasilitas yang ada di Mina serba terbatas, sehingga tidak menutup kemungkinan situasi dan kondisi agak kumuh, dimana diwarnai dengan penumpukan sampah.

Jadwal berikutnya, jamaah haji akan kembali ke pondokan masing-masing di Mekah. Setelah sampai di pondokan, seyogyanya, segerakan untuk melaksanakan Thawaf dan Sai, berikut tahalul.          Jika episode ini terlampau, alhamdulilah, seluruh rukun dan wajib haji telah terselesaikan.

Jadwal berikutnya bagi jamaah haji asal Blora, dan jamaah haji dari daerah lainnya yang keberangkatannya masuk gelombang II, adalah menunggu pemberangkatan ke Madinah.

Nantinya, jamaah haji Blora akan tinggal di Madinah, sedikitnya antara 9 – 10 hari. Mereka akan diberi kesempatan untuk Arbain. 

Yang dimaksud dengan shalat Arba’in adalah melakukan shalat empat puluh waktu di Masjid Nabawi secara berturut-turut dan tidak ketinggalan takbiratul ihram bersama imam. Para jamaah haji meyakini bahwa amalan ini akan membuat mereka terbebas dari neraka dan kemunafikan.

Jika sudah selesai semuanya, para jamaah akan persiapan untuk pulang ke tanah air. Ingat, jangan berlebihan untuk membawa air zam-zam. Karena sejatinya peraturan penerbangan akan sangat ketat, dan akan dilakukan sweeping ketat untuk bawaan barang yang satu ini.

Mudah-mudahan, seluruh haji Blora, diberi kelancaran untuk melaksanakan rukun dan wajib haji. Dan semuanya utuh kembali ke tanah air untuk berkumpul dengan keluarga. Terlebih mudah-mudahan menyandang haji Mabrur.  Aminnn. *)